ACEHSIANA.COM, Bireuen – Sebanyak 50 guru SMAN 3 Bireuen dilatih perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Inspiratif atau lebih dikenal RPP satu halaman. Selain itu mereka juga dilatih pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan Google.
Pelatihan yang bertemakan peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP satu halaman dan pembelajaran daring berlangsung pada tanggal 2 – 3 Juli 2020 di gedung SMAN 3 Bireuen secara daring dan selebihnya dilakukan secara daring menggunakan Google Classroom dan Google Meet.
Pengawas Pembina SMAN 3 Bireuen, Fakhrizal SPd saat membuka kegiatan meminta para guru untuk mengikuti pelatihan dengan serius sehingga mampu menyusun RPP satu halaman. Selain itu, tambah Fakhrizal, para guru harus memanfaatkan momen ini untuk merancang pembelajaran daring jika program Belajar dari Rumah (BDR) berlanjut.
“Para guru harus mampu menghasilkan RPP inspiratif yang sesuai dengan panduan Kemendikbud. PJJ menggunakan google juga harus dapat diimplementasikan pada siswa saat tahun ajaran dimulai nantinya,” pinta Fakhrizal.
Kepala SMAN 3 Bireuen, Dra Nurhadisah MPd menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP satu halaman sesuai dengan panduan.
“Selama ini para guru sudah menyusun RPP satu halaman, tetapi belum ada yang mengarahkan. Momen ini kita manfaatkan untuk menghasilkan RPP satu halaman yang sesuai dengan panduan Kemdikbud,” ujar Nurhadisah.
Dikatakan Nurhadisah, pada kesempatan tersebut guru juga dilatih perancangan PJJ berbasis Google. Untuk itu, pungkas Nurhadisah, pihaknya mengundang Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Lhokseumawe, Jon Darmawan SPd MPd sebagai fasilitator.
Amatan tim acehsiana.com, para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan pembuatan RPP inspiratif. Demikian juga dengan perancangan PJJ berbasis Google. Darmawan dengan sabar memfasilitasi para guru RPP inspiratif dan PJJ berbasis Google. Para guru difasilitasi sampai mampu melakukan pembelajaran tatap muka dalam ruang virtual menggunakan Google Meet.
Menurut Darmawan, pelatihan tersebut menggunakan pola yang selama ini dilakukan IGI dimana para peserta harus mampu menghasilkan produk. Jika produk tidak selesai, tutup Darmawan, maka para peserta tidak lulus pelatihan dan tidak diberikan sertifikat. (*)
Editor: Ami
