Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Guru Pelita Kehidupan Bukan Mesin Meluluskan

Hasan Basri, S.Pd., MM kepala SMAN 1 Simpang Mamplam Bireuen Aceh.

Oleh: Hasan Basri, S.Pd.,MM

Pendidikan adalah kunci utama kemajuan suatu bangsa. Di Aceh, dengan segala kekayaan budaya dan sejarahnya, pendidikan memainkan peran sentral dalam membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan siap bersaing di tingkat global. Merayakan Hari Pendidikan Daerah Aceh (Hardikda) yang ke-65 ini memberikan kita kesempatan untuk merenung dan memahami makna mendalam dari pendidikan dan peran guru dalam masyarakat.

Guru seringkali disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa,” sebuah frasa yang menekankan betapa besar pengorbanan mereka dalam mendidik generasi penerus. Namun, ada satu hal penting yang perlu kita perhatikan: guru bukan sekadar alat untuk mencapai kelulusan siswa. Menjadi guru bukan hanya soal mengajarkan materi pelajaran dan memastikan siswa lulus ujian. Lebih dari itu, guru adalah sosok yang berperan sebagai pelita kehidupan, menerangi jalan siswa menuju masa depan yang lebih baik.

Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, peran guru sering disederhanakan menjadi semata-mata mesin kelulusan. Keberhasilan seorang guru diukur dari berapa banyak siswa yang berhasil lulus ujian nasional, seolah-olah pendidikan hanya bertujuan untuk menghasilkan ijazah. Padahal, pendidikan adalah proses yang jauh lebih kompleks dan bermakna.

Pendidikan bukan hanya soal transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Seorang guru tidak hanya mengajarkan mata pelajaran, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan kemanusiaan. Guru adalah role model bagi siswa, memberikan inspirasi dan teladan melalui perilaku dan tindakannya. Di sinilah pentingnya memandang pendidikan sebagai proses holistik yang tidak hanya mencerdaskan otak, tetapi juga membentuk jiwa.

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, memiliki pandangan yang sangat humanistik tentang pendidikan. Beliau melihat pendidikan sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menekankan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter siswa. Pendidikan, menurut beliau, bukan hanya soal mengejar nilai akademis, tetapi juga soal mengembangkan potensi manusia secara utuh.

Dalam konteks Aceh, peran guru menjadi semakin strategis. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga berperan sebagai penjaga nilai-nilai luhur dan budaya Aceh. Aceh memiliki sejarah dan budaya yang kaya, dan tugas guru adalah memastikan bahwa warisan tersebut tetap hidup dan relevan bagi generasi masa depan. Guru adalah pewaris budaya yang menjaga dan melestarikan nilai-nilai tradisional Aceh, sekaligus mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan zaman modern.

Oleh karena itu, kita perlu memberikan apresiasi dan dukungan yang layak kepada para guru. Mereka membutuhkan dukungan, baik dari pemerintah maupun masyarakat, agar dapat menjalankan tugas mereka dengan sebaik-baiknya. Kita perlu membangun sistem pendidikan yang lebih baik, yang menempatkan kesejahteraan siswa dan guru sebagai prioritas utama.

Dalam peringatan Hari Pendidikan Daerah Aceh yang ke-65 ini, mari kita berkomitmen untuk menjadikan pendidikan sebagai proses yang bermakna, yang membentuk manusia seutuhnya. Mari kita ingat bahwa guru adalah pelita kehidupan, bukan mesin kelulusan. Mari kita hargai peran mereka dalam membentuk masa depan bangsa yang lebih cerah dan bermartabat.

#HardikdaAceh #GuruIndonesia #PendidikanBerkualitas