ACEHSIANA.COM, Jakarta – Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) meminta Indonesia untuk menciptakan renaisans bidang pendidikan. Permintaan tersebut disampaikan pendiri GSM, Muhammad Nur Rizal pada Selasa (9/2) di Jakarta.
Renaisans merupakan masa peralihan dari abad pertengahan ke abad modern yang ditandai oleh perhatian kembali kepada kesusastraan klasik, berkembangnya kesenian dan kesusastraan baru, dan tumbuhnya ilmu pengetahuan modern.
Menurut Nur Rizal, Indonesia saat ini dinilai perlu menciptakan renaisans di bidang pendidikan. Revolusi pikir terhadap paradigma pendidikan, tambah Nur Rizal, sudah seharusnya terjadi saat ini.
“Menarik untuk dipahami bahwa ternyata tren global yang akan terjadi di masa depan membuat banyak individu semakin berdaya atau individual empowerment. Artinya, sebenarnya di masa depan akan banyak individu yang punya kesempatan untuk akses ke informasi, pengetahuan, dan sumber daya,” ujar Nur Rizal.
Dikatakan Nur Rizal bahwa hal tersebut dikarenakan natur teknologi yang mudah, murah dan cepat untuk diakses. Dengan demikian, sebut Nur Rizal, kesempatan setiap individu untuk akses informasi menjadi lebih luas.
“Hal ini sebenarnya membuat semakin banyak individu dari kelas menengah yang taraf dan kualitas kehidupannya justru semakin meningkat di masa depan. Akses kesehatan dan pendidikan semakin membaik dan ekonomi semakin meningkat. Maka semakin banyak individu yang memiliki kekuatan. Tren yang akan terjadi di masa depan adalah terjadinya diffusion of power,” terang Nur Rizal.
Nur Rizal yang juga Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) tersebut menjelaskan bahwa dulu kekuatan (power) hanya dimiliki oleh segelintir penguasa dan elitis sehingga kontrol berasal dari pusat. Akan tetapu, semakin ke depan, kekuatan tersebut akan tersebar ke individu-individu bahkan kelas menengah sehingga kelas menengah akan semakin meningkat di masa depan. Fenomena ini disebut dengan global middle class,” tutur Nur Rizal.
Nur Rizal menuturkan bahwa melihat potret pendidikan Indonesia yang masih cukup jauh menuju ke arah sana, maka Indonesia membutuhkan renaisans di bidang pendidikan.
“Revolusi pikir secara fundamental terhadap paradigma pendidikan Indonesia dibutuhkan untuk menghadapi pergeseran peradaban in. Karena itu renaisans bidang pendidikan perlu diciptakan,” tegas Nur Rizal.
Nur Rizal menyebutkan bahwa John Dewey pernah menyatakan kondisi suatu bangsa dapat dilihat dari muka di kelas-kelasnya. Maka, sambung Nur Rizal, pendidikan menjadi kunci utama dalam mendorong masyarakat Indonesia agar bertahan melewati gesekan konflik pergeseran peradaban ini.
Nur Rizal menerangkan bahwa peran pendidikan yang utama saat ini adalah bagaimana agar percepatan teknologi di masa akan datang tidak menggerus peran manusia dalam kehidupan. Maka dari itu, pungkas Nur Rizal, pendidikan yang dipersiapkan adalah yang berpusat pada manusia (human centered) serta personalisasi.
“Kita berharap agar yang diajarkan tidak hanya mengenai konten-konten pendidikan berbasis akademik melainkan keterampilan skill dan knowledge mengenai ketahanan diri di masa depan, seperti life skill, social skill, dan mental balance,” tutup Nur Rizal. (*)
Editor: Darmawan