ACEHSIANA.COM. BANDA ACEH – Dalam debat calon gubernur/wakil gubernur putaran kedua yang dilaksanakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh disiarkan langsung oleh Stasiun TVRI berlangsung seru pada Jum’at malam (1/11/2024).
Di balik debat itu, ada yang mencuri perhatian pemirsa baik yang berada di lokasi menyaksikan langsung maupun pemirsa yang menonton di layar kaca, yakni tampilnya Yossi Novianti SE SPd sebagai Juru Bahasa Isyarat (JBI).
Yossi wanita kelahiran Banda Aceh, 29 November 1975 tampil menawan megikuti ucapan yang disampaikan masing-masing kandidat dengan bahasa isyarat yang sempurna.
Kepala SLB Pembina Provinsi Aceh itu kepada media ini, Minggu (3/11) mengatakan, dirinya kaget ketika KIP Aceh mempercayakannya tampil sebagai JBI debat cagub/cawagub gelombang kedua.
“Saya merasa terharu bisa dipercayakan untuk menjadi JBI, apalagi debat cagub/cawagub ini acara yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Aceh melalui siaran langsung tentunya disiarkan oleh Stasiun TVRI Nasional,” ucap Yossi.
Ditanya tentang kesiapannya sebagai JBI, wanita yang pernah menjabat Kepala SLBN Syech Abdurrauf Kota Subulussalam dan SLBN Al-Fansury Kabupaten Singkil ini menjawabnya, persiapan tentu ada supaya tampil prima, tapi tidak terlalu khusus karena bahasa isyarat ini sering dilakukan.
“Saya sudah beberapa kali tampil sebagai JBI di kegiatan bersakala provinsi bahkan nasional, jadi kapan saja dan dimana saja siap tampil,” ucap mantan juara satu Kepala SLB berprestasi tingkat provinsi ini.
Yossi menuturkan, bahasa isyarat ini untuk memudahkan teman-teman yang berkebutuhan khusus atau disabilitas, terutama tunarungu agar memahami isi bahasan debat.
“Kesempatan ini sangat menarik, bukan karena saya yang dipilih sebagai JBI. Tapi ada kepedulian terhadap teman tuli. Apresiasi saya sampaikan untuk Pemerintah Aceh,” ungkap Yossi.
Sebelum malam debat berlangsung, wanita bertalenta ini mengaku tidak punya persiapan khusus. Namun ia mengikuti rangkaian persiapan briefing dan gladi.
Bagi Yossi, pilihan tersebut tidak berat. Sebab dirinya mengenal pilihan bahasa isyarat. Karena ia pernah beriteraksinya di nasional, tentu membuatnya lebih mudah. (*)