ACEHSIANA.COM.BIREUN-Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Aceh terus melakukan sosialisasi secara gencar pencegahan ancaman Virus Corona (COVID-19) di lingkungan pendidikan, khususnya bagi pelajar SMK yang sedang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sejak Senin (16/03/2020).
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. H. Rachmat Fitri HD, MPA, mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi tersebut saat siswa-siswi menunggu sesi kedua pelaksanaan UNBK.
“Kita menginginkan cuci tangan yang benar menjadi budaya bagi kalangan peserta didik di sekolah. karena, dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah UNBK dapat mencegah dari virus corona (COVID-19),” ujar Haji Nanda===sapaan akrab Kepala Dinas Pendidikan Aceh ini, Kamis (19/03/2020), di Bireuen.
Hal itu disampaikan H. Rachmat Fitri, disela-sela pemantauan UNBK SMK di Lintas Timur Utara-Aceh, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, sejak Selasa (17/03/2020).
Dikatakan H. Rachmat Fitri, setiap sekolah yang dikunjunginya, ia selalu memastikan ketersediaan sarana untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan alat pembersih sekali pakai (tissue) di berbagai lokasi strategis di satuan pendidikan.
“Kita juga meminta sekolah memastikan ketersediaan sarana untuk cuci tangan pakai sabun dan alat pembersih sekali pakai serta rutin membersihkan ruangan dan lingkungan satuan pendidikan. Ini bertujuan untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China,” katanya lagi.
Menurutnya, pencegahan virus Covid-19 dapat dilakukan seperti dengan membiasakan pola hidup bersih, sehat, dan kegiatan olah raga yang teratur.
“Membersihkan ruangan dan lingkungan satuan pendidikan secara rutin serta menghindari kontak fisik secara langsung seperti bersalaman,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, sangat serius untuk melakukan pencegahan virus Covid-19.
“Hal ini dapat kita lihat beliau menyikapi pencegahan virus corona (COVID-19), dengan mengeluarkan surat edaran ke SKPA-SKPA di lingkungan Pemerintah Aceh,” katanya.
Ia menambahkan, Pemerintah Aceh sudah jauh hari sebelumnya melakukan sosialisasi hidup bersih. Seperti menggelorakan program Bersih Rapi Indah dan Estetis (BEREH), yang dikampanyekan untuk diselenggarakan di tempat layanan publik.
“Program BEREH telah berdampak besar pada kebersihan instansi-instansi Pemerintah, termasuk di sekolah-sekolah. Program (BEREH) ini yang kemudian dikampanyekan Bapak Sekda Aceh ke seleluruh Aceh itu menjadi senjata ampuh untuk antisipasi penyebaran virus corona. Program ini juga sebagai upaya penanggulangan virus corona yaitu gerakan hidup bersih dan sehat,” tambahnya.
Terkait diliburkannya sekolah, sesuai intruksi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Surat Edaran Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, H. Rachmat Fitri menyatakan bukan berarti sebagai liburan. Hanya saja saat ini dalam pencegahan Virus Corona (COVID-19), proses pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka.
“Kita juga telah meminta para Kepala Cabang Dinas Pendidikan di Kabupaten/Kota meminta laporan kepada Kepala Sekolah melalui Wali Murid untuk menyampaikan laporan terkait pembagian tugas yang disertai dengan foto dokumentasi,” tambahnya.
Selama kegiatan pembelajaran di rumah, sambungnya, siswa kelas XII sebagai persiapan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, guru mata pelajaran memberikan soal-soal yang berhubungan dengan kisi-kisi Ujian Nasional.
Dirincikannya, siswa dapat mempelajari soal-soal melalui aplikasi kelas digital SiJEMPOL Aceh. Sedangkan bahan pembelajaran dan tugas mandiri untuk siswa kelas X dan XI, wajib diberikan oleh guru mata pelajaran sesuai kompetensi dasar dengan menggunakan aplikasi rumah belajar http://belajar.kemdikbud.go.id.
“Nah, selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran di rumah, guru tetap berkewajiban melayani dan memantau kegiatan pembelajaran yang dimaksud,,” tutupnya. []
Kontributor; Afrijal