ACEHSIANA.COM, Lhokseumawe – Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Lhokseumawe, Jon Darmawan SPd MPd, menyatakan bahwa dalam era digital seperti saat ini bukan saatnya lagi melarang siswa menggunakan gadget di sekolah. Hal itu disampaikan Darmawan saat menjadi narasumber bersama Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Drs Ikhwansyah MA, pada program Sharing Time RRI Produa Lhokseumawe pada Senin (6/1).
Menurut Darmawan, perkembangan teknologi digital yang sangat masif di era disrupsi ini menjadikan generasi milenial sangat akrab dan bahkan tidak dapat dipisahkan dari penggunaan gadget terutama smartphone. Demikian juga dengan dunia pendidikan, tambah Darmawan, gadget memudahkan siswa dalam mengakses informasi terkait pendidikan. Pihak Kemdikbud saja, ungkap Darmawan, menciptakan portal rumah belajar berbasis Android agar siswa mudah mengakses menggunakan gadget. Sementara kita jutru melarang siswa menggunakan gadget.
“Sekarang memang zamannya penggunaan gadget dalam hampir semua lini kehidupan. Sejak lahir, generasi kita sekarang sudah akrab dengan gadget. Sampai kapan kita akan terus melarang siswa kita menggunakan gadget di lingkungan pendidikan? Bukankah gadget ini membuat dunia ada dalam genggaman?” tanya Darmawan.
Dikatakan Darmawan saat menjawab pertanyaan host Yuna soal pengaruh negatif gadget bahwa bukan gadgetnya yang salah. Akan tetapi, lanjut Darmawan, seharusnya pihak terkait menciptakan suatu sistem sehingga siswa tidak dapat membuka konten negatif. Siswa, kata Darmawan, hanya dapat membuka konten positif dan edukasi sehingga gadget betul-betul dimanfaatkan untuk proses pembelajaran.
“Kita terlalu memikirkan resiko yang seharusnya dapat diantisipasi dengan teknologi. Padahal sekolah dapat menyediakan fasilitas internet positif seperti yang dilakukan oleh sekolah di Surabaya. Disana siswa dibolehkan menggunakan gadget dengan fasilitas internet disediakan sekolah. Siswa hanya dapat mengakses konten edukasi saja,” tegas Darmawan yang pernah ikut Benchmark literasi di Surabaya.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Drs Ikhwansyah MA menjelaskan bahwa gadget ibarat pisau tajam yang tidak bisa disalahkan. Pengguna pisau, tambah Ikhwansyah, yang harus memanfaatkannya untuk tujuan positif. Jika pisau kita serahkan kepada pembunuh, ujar Ikhwansyah, maka ia akan digunakan untuk membunuh orang. Tetapi jika dipakai oleh penjual ikan, tutur Ikhwansyah, maka pasti digunakan untuk membersihkan ikan. Demikian juga dengan gadget.
“Orang tua harus mampu mendidik anak dalam menggunakan gadget untuk tujuan positif dan edukasi saja. Semakin kita larang maka anak semakin penasaran dan justru mencari kesempatan penyalahgunaan gadget,” tutup Ikhwansyah. (*)