Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Bencong Hebohkan Warkop Banda Aceh, Pemuda Muhammadiyah Nyatakan Perang LGBT

Bencong Hebohkan Warkop Banda Aceh Pagi Ini, Pemuda Muhammadiyah Aceh Nyatakan Perang LGBT

ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Pagi ini, suasana di sejumlah warung kopi (warkop) di Banda Aceh mendadak heboh.

Penyebabnya adalah beredarnya sebuah video pemilihan Ratu Kecantikan transgender yang viral di TikTok dan grup WhatsApp.

Video tersebut memperlihatkan seorang sosok yang menyerupai perempuan bertubuh gempal dinyatakan sebagai pemenang, mengenakan selempang bertuliskan Aceh dan dibalut gaun seksi.

Sosok tersebut melangkah ke depan panggung dan bersalaman dengan peserta lainnya, mengundang reaksi beragam dari masyarakat Aceh.

Pantauan wartawan di lapangan menunjukkan bahwa hampir semua meja di beberapa warkop di Banda Aceh membicarakan kontestan dari Aceh yang memenangkan acara pemilihan ratu kecantikan transgender di Jakarta tersebut. Kemenangan ini menuai kontroversi dan perdebatan sengit di kalangan masyarakat.

Pemuda Muhammadiyah Aceh, melalui Wakil Sekretaris Bidang Pertanahan Rizki Maulizar, menyatakan penolakan keras terhadap segala bentuk kegiatan yang mengedepankan transgender di Aceh.

“Kami akan menjadi garda terdepan untuk menolak apapun kegiatan yang mengatasnamakan transgender, karena hal ini tidak sesuai dengan syari’at Islam yang diterapkan di Bumi Serambi Mekkah. Secara sunatullah, tidak ada satu makhluk pun di dunia ini yang diciptakan sebagai LGBT,” tegas Rizki.

Pemuda Muhammadiyah Aceh mendesak pemerintah Aceh untuk menindak tegas terhadap oknum yang mencoreng nama baik Aceh dalam konteks pemilihan kecantikan transgender yang dilaksanakan di Jakarta Pusat pada Minggu malam, 5 Agustus 2024.

“Kami berharap pemerintah Aceh segera mengambil tindakan tegas terhadap hal ini,” tutupnya.

Kehadiran sosok transgender dalam ajang kecantikan ini memicu perdebatan hangat di kalangan masyarakat Aceh, yang dikenal kental dengan penerapan syariat Islam.

Reaksi beragam pun bermunculan, dari yang menolak keras hingga yang mencoba memahami situasi tersebut dari perspektif yang lebih inklusif.

Namun, yang pasti, polemik ini menjadi topik hangat yang terus diperbincangkan di berbagai tempat, termasuk warkop-warkop di Banda Aceh. (*)

Editor: Darmawan