ACEHSIANA.COM. ACEH JAYA – Yayasan Sama Setara Nusantara menggelar kegiatan Sosialisasi tentang Peran Pertamina Geothermal Energy dalam Proses Transisi Energi Bersih dan Berkelanjutan di Aula DPMPKB Aceh Jaya, Sabtu (23/9/2023).
Ketua Yayasan Sama Setara, Mustafa Ali W, menjelaskan bahwa acara sosialisasi ini merupakan program yang diselenggarakan oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang upaya pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca serta untuk memperluas pengetahuan tentang manfaat dan potensi energi panas bumi.
Rafly Kande, anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bertanggung jawab atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memberikan apresiasi terhadap PT. PGEO atas penyelenggaraan kegiatan ini.
Dalam presentasinya, Rafly menjelaskan bahwa PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) adalah perusahaan energi yang berfokus pada pengembangan, eksplorasi, dan produksi energi panas bumi di Indonesia.
“Sebagai bagian dari kelompok usaha PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), perusahaan ini memiliki peran strategis dalam mendukung diversifikasi sumber energi dan keberlanjutan di negara ini,” ujarnya.
Rafly juga menggarisbawahi komitmen PGEO untuk memanfaatkan potensi panas bumi Indonesia secara optimal guna menyediakan energi bersih dan ramah lingkungan.
“Dalam kapasitasnya sebagai pemain utama dalam industri energi panas bumi di Indonesia, PGEO memiliki portofolio proyek yang luas dan beragam. Dengan teknologi canggih dan tim ahli yang berpengalaman, mereka mengelola rantai nilai produksi energi panas bumi mulai dari eksplorasi hingga distribusi,” ungkap Rafly, seorang musisi Aceh.
Rafly juga menekankan pentingnya dukungan masyarakat terhadap program PGEO sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh berbagai kalangan. Selain itu, ia menyatakan bahwa Aceh memiliki potensi besar dalam pengembangan geothermal energi, seperti Seulawah, Burni Telong, Gunung Berapi Jaboi Sabang.
“Kami berharap agar potensi ini dapat dimanfaatkan oleh putra-putri terbaik Aceh, dan warga Aceh harus aktif mempersiapkan diri untuk menjadi tenaga ahli dalam pengelolaan geothermal energi,” tambahnya.
Perlu dicatat bahwa PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) memiliki kapasitas terpasang sekitar 672 MW dalam operasi mandiri dan 1205 MW dari Kontrak Operasi Bersama (JOC) yang berasal dari 15 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dibagi menjadi 6 area operasi.
Keberlanjutan merupakan komitmen utama dalam operasional PGEO. Dengan tema “Energizing Green Future,” PGEO mengutamakan tanggung jawab lingkungan dan sosial dengan menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan proyek energi panas bumi. Mereka tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan mereka.
Hal ini tercermin dalam upaya perusahaan untuk melibatkan komunitas lokal, melestarikan lingkungan, dan menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
Selain berkontribusi pada pasokan energi bersih Indonesia, PGEO juga berperan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan menggantikan sumber energi konvensional, energi panas bumi yang dihasilkan oleh perusahaan ini memiliki dampak positif dalam mengatasi perubahan iklim global. Melalui inovasi terus-menerus dan kolaborasi lintas sektor, PGEO terus berusaha menjadi pemimpin dalam penyediaan energi berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di Indonesia.
Dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait dan menerapkan praktik terbaik dalam industri, PT Pertamina Geothermal Energy bertekad untuk tetap menjadi motor penggerak dalam transformasi energi bersih di Indonesia. Dengan kapasitas terpasang yang kuat dan jaringan area operasi yang luas, perusahaan ini terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif dalam penyediaan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi masa depan negara dan planet kita.
Menurut laporan dari Ketua Panitia, Rini Kurniasih, kegiatan ini diikuti oleh 200 peserta, termasuk kepala sekolah, pengawas, guru, siswa, masyarakat, dan instansi terkait. (*)