ACEHSIANA.COM, Kotafajar – Agar tidak mengalami kepunahan sebagaimana dialami oleh banyak Bahasa daerah, Bahasa dan SastraDaerah Kluet diharapkan menjadi mata pelajaran Muatan Lokal. Hal itu disampaikan guru-guru Kluet peserta Forum Group Discussion (FGD) saat berlangsungnya Monitoring dan Evaluasi (Monev) yang dilakukan Dinas Pendidikan Aceh. Monev tersebut berlangsung di SMA Negeri 1 Kluet Timur, Aceh Selatan pada Sabtu (28/12).
Ketua FGD Bahasa dan Sastra Kluet, Darhusin SPd menjelaskan bahwa Bahasa dan Sastra Kluet diambang kepunahan. Hal itu, tambah Darhusin, terlihat dari semakin minimnya penutur Bahasa Kluet di kalangan anak muda atau generasi milenial Kluet. Karena itu Darhusin dan timnya menyambut baik proses monev tersebut sebagai langkah penguatan Bahasa dan Sastra Kluet yang semakin terkikis.
“Kami berharap agar tim kami diberikan legalitas oleh Dinas Pendidikan Aceh agar kami mudah dalam menggali dan mendokumentasikan berbagai keperluan dalam penguatan Bahasa dan Sastra Kluet. Misalnya dalam upaya membuat kamus Bahasa Kluet dan membukukan cerita rakyat Kluet sebagai kekayaan budaya,” harap Darhusin.
Dosen FKIP Unsyiah, Herman RN SPd MPd, salah seorang anggota tim monev Bahasa dan Sastra Kluet, menjabarkan bahwa monev yang dilakukan pihaknya sebagai langkah evaluasi terhadap rekomendasi hasil FGD. Hasil monev tersebut, kata Herman, akan menjadi materi workshop pada tahun 2020.
“Hasil monev ini akan menjadi materi workshop pada tahun 2020. Dinas Pendidikan berharap pada tahun 2021 akan ada produk Bahasa dan Sastra Kluet yang dapat dicetak. Peserta monev mengharapkan kamus Bahasa Kluet dan cerita rakyat Kluet menjadi dokumen penting yang akan dicetak nantinya sebagai upaya agar Bahasa Kluet tidak mengalami kepunahan,” ujar Herman.
Anggota monev lainnya, Jon Darmawan SPd MPd, menegaskan bahwa Bahasa Kluet harus menjadi mata pelajaran Muatan Lokal untuk menghindari kepunahan. Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Kluet ini, lanjut Darmawan, nantinya diajarkan pada setiap sekolah jenjang SD, SMP, dan SMA sederajat di wilayah Kluet Raya.
“Kita tidak ingin Bahasa dan Budaya Kluet punah ditelan zaman sebagaimana Bahasa Daerah lainnya yang telah mengalami kepunahan. Menjadikan Bahasa Kluet sebagai mata pelajaran Muatan Lokal merupakan salah satu upaya melestarikan Bahasa dan Budaya Kluet,” kata Darmawan.
Darmawan yang berdarah Kluet itu berharap Pemda Aceh Selatan maupun Pemerintah Aceh dapat mengagendakan even nasional di wilayah Kluet. Misalnya, ungkap Darmawan, Festival Krueng Kluet yang diisi oleh beberapa kegiatan seperti arung jeram, lomba dayung, lomba mancing ikan kerling. Tujuan even nasional tersebut, pungkas Darmawan, agar Kluet semakin dikenal di tingkat nasional. (*)
Kontributor: Yusnadiwan
Editor: Baihaki