Refleksi Program Forum Diskusi Bupati Mendengar: Just Heard or Acted out?
Penulis : Teguh Shiddiq, S.Pd
(Praktisi Pendidikan Aceh Selatan)
ACEHSIANA.COM | OPINI – Ada yang berbeda dengan apel upacara bendera Senin, 28 April 2025 di SMPN 1 Tapaktuan minggu lalu.
Kehadiran Bupati orang nomor wahid di Aceh Selatan membawa suasana upacara terasa lebih khusyu’ dan bermakna. Stelan seragam dan topi cokelat Pak Bupati membuat beliau tampak berwibawa dan gagah memimpin jalannya upacara bendera hari itu.
Di bawah mentari yang cerah, beliau menyampaikan amanah upacara dengan kata-kata berisi dan menitipkan motivasi pendidikan untuk generasi Aceh Selatan yang bermutu demi menyongsong masa depan yang lebih cerah, cemerlang, dan bermakna.
Tentu di bawah pemerintahan baru, ada jutaan harapan-harapan baru, semangat baru, dan sinergitas baru demi memperbaiki kualitas dan mutu pendidikan di Aceh Selatan. Untuk itu, eksistensi dan kepedulian beliau diperlukan dalam menapaki roda pemerintahan di Bumi Pala masa kini dan masa depan. Tak sekedar ilusi-ilusi semu semata, namun proyeksi serius dan real action yang dirasakan manfaatnya di semua lini kehidupan.
Perbedaan kehadiran Pak Bupati menjadi pemimpin upacara makin terasa berbeda kharismanya ketika selesai upacara menggelar diskusi pendidikan bersama leading sector pendidikan yakni pengawas, kepala sekolah, dan perwakilan beberapa guru.
Menariknya, semua boleh bertanya dan bupati memberikan jawaban atas tiap pertanyaan dari tiap dinamika persoalan yang dipaparkan.
Jika ditilik secara mendalam, jawaban-jawaban dari pimpinan daerah belum mencapai tujuan dari sipenanya, walau tak secara keseluruhan tetapi ada beberapa poin yang masih perlu dibicarakan lebih komprehensif dan mendalam.
Problema akut mengenai fasilitas sekolah yang belum memadai, masih dibutuhkan tenaga pengajar yang kekurangan guru mata pelajaran sekolah, serta pelaksanaan OSN, O2SN, FLS3N yang tidak memiliki anggaran untuk dilaksanakan tahun ini.
Terlebih ajang dan Olimpiade menempa bakat dan talenta siswa ini merupakan kegiatan tahunan dan bersifat mendesak untuk segera dieksekusi pelaksanaannya, sebab draft juknis kegiatan telah masuk ke masing-masing sekolah dan telah dipilihnya siswa-siswi potensial untuk. mengikuti event bergengsi tersebut.
Tampaknya kepala sekolah menantikan ulasan Pak Bupati menjawab ketiadaan anggaran dan berharap ada follow up atas persoalan itu, di sisi lain Bupati belum mampu memberikan solusi strategis untuk problem anggaran yang sedang didiskusikan. Setidaknya pak Bupati dalam waktu dekat menjanjikan akan mengkonfirmasi kelanjutan event tersebut, agar para kepala sekolah tidak harap-harap cemas lagi.
Persoalan fasilitas, Dinas Pendidikan dan Bappeda kita juga sedang terbentur soal anggaran. Sekolah-sekolah masih memerlukan fasilitas untuk menunjang daya belajar siswa-siswi, dan lagi, kita lagi-lagi sedang dibuat dilematis karena anggaran pun masih minim. Kebijaksanaan dan lobi-lobi pusat dari Pak Bupati ditunggu oleh masyarakat, agar serapan dana pusat dapat mengalir deras di Kabupaten. Luncur-lancar anggaran, mampu menghidupkan semua program yang dicanangkan termasuk salah satu sektor paling urgen yakni jalur pendidikan.
Menyahuti berbagai keluhan dalam forum-forum semisal forum diskusi Bupati Mendengar ini memiliki impact yang teramat besar bagi dunia pendidikan. Bupati hadir bercakap langsung dan mendengar tiap keluhan, masukan, sudut pandang, saran dan kritikan yang semuanya bermuara dari kepedulian mendalam dalam ikhtiar serius meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan Aceh Selatan. Kita butuh forum diskusi ini untuk masa kini dan masa depan, yang diharapkan menjadi sarana menampung semua perspektif yang kemudian direalisasikan sebagaimana mestinya.
Untuk itu, apresiasi setinggi-tingginya atas ide terbentuknya forum ini. Ide tinggal ide, jika sekiranya tidak benar-benar consent dan serius untuk menerapkannya.
Di akhir sesi, Pak Bupati berjanji akan berupaya penuh meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan meskipun didera krisis sana-sini. Publik menunggu realisasi janji nan mulia dari lisan Pak Bupati. Semua janji hendaknya ditunaikan dengan amanah, bukan sekedar janji-janji manis di lisan dan pencitraan di forum saja.
Problematika pendidikan memang tak akan ada habisnya. Selalu ada masalah dan evaluasi tiap tahun dan siapapun pimpinan daerahnya. Tentu segudang permasalahan pendidikan mesti dihadapi dengan daya intelektual, moral, emosional dan yang terpenting relasi ke tingkat nasional. Jika amunisi itu tidak ada, buyarlah semangat pembaharuan dan segala keyakinan.
Terlebih program nasional Sekolah Rakyat sedang dalam penjajakan, toh sekolah daerah masih perlu banyak pembenahan. Program nasional ini pun mesti berjalan dan berdampingan sesuai harapan dan tujuan. Kita harus optimis dan yakin, semua dapat teratasi sekalipun efisiensi anggaran jadi prioritas dalam perjalanan pemerintahan.
Pak Bupati tak bisa bekerja sendirian, butuh semua sektor menyokong, mendukung dan bekerja sama untuk membuktikan bahwa kinerja Pak Bupati berhasil di 100 hari ini sebab daya pikir dan gerak-gerik beliau dalam pantauan publik di semua kalangan.
Meminjam istilah Bapak Prabowo Subianto, lewat forum berkelas tersebut Pak Bupati diharapkan bukan sekedar “omon-omon”, tetapi mesti ada bukti nyata.
Bukan just heard but acted out. Tidak sekedar mendengar tetapi benar-benar berbuat, menuju Aceh Selatan maju, produktif, madani dan lebih hebat.
Salam Perubahan.